Pasien DBD Di RSU Yarsi Pontianak Meningkat, dr Charlos Sampaikan Hal Penting Ini

Direktur RSU Yarsi Pontianak dr. Carlos Dja’afara

YARSIPONTIANAK.COM (PONTIANAK) – Selama Bulan Juni hingga September 2023, Rumah Sakit Umum
(RSU) Yarsi Pontianak menangani sebanyak 211 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD),
dibanding beberapa waktu sebelumnya Pasien DBD alami peningkatan.

 

Hal
tersebut disampaikan Direktur RSU Yarsi Pontianak dr. Carlos Dja’afara, Ia mengatakankan
pada bulan Juni 2023, pihaknya menangani sebanyak 60 kasus DBD yang didominasi pasien
anak-anak sebanyak 56 orang.

 

Lalu,
pada bulan Juli 2023, RSU Yarsi menangani 70 kasus DBD dengan 59 anak-anak  kemudian bulan Agustus 2023, RSU Yarsi menangani
74 kasus DBD dengan 57 anak-anak, dan awal September 2023, RS Yarsi menangani 3
kasus DBD, yang semuanya adalah pasien anak.

 

Terkait
penanganan DBD, ia mengatakan berdasarkan hasil rapat di Dinas Kesehatan
Provinsi, rumah sakit swasta di kota Pontianak telah diminta untuk menambah bed
dan ruangan.

 

Namun,
karena tidak memungkinkan menambah bed dan ruangan di RS Yarsi, ja
mengungkapkan pihaknya telah membuat kebijakan tersendiri,  khususnya pasien dengan BPJS.

 

Bila
ruangan kelas tiga penuh, maka pasien BPJS kelas tiga akan dipindahkan ke kelas
dua, bila kelas dua penuh, maka akan diberikan ke kelas satu.

 

Penyakit
DBD dr. Carlos mengatakan merupakan penyakit yang sudah ada sejak dulu dan
bersiklus.

 

Oleh
sebab itu berharap dinas kesehatan terkait dapat melakukan langkah antisipasi
secara lebih baik.

 

Kepada
masyarakat yang memiliki penampungan air iapun menghimbau agar menutup
penampungan, kemudian memberikan bubuk Abate.

 

“Kepala
Puskesmas harus tahu wilayahnya itu ada berapa tong airnya, berapa kebutuhan
abatenya, bila semprot atau foging tidak hanya menyemprot rumah, bisa jadi anak
itu kena di sekolah, jadi sekolah juga disemprot, tempat bermain
nya,”ujarnya.

 

“Hal
ini bila dilakukan dengan benar maka DBD tidak meningkat, mari kita semua
berbagai stakeholder, mulai dari Provinsi, 
Kabupaten,  hingga Puskesmas,  kita rencanakan apa yang terbaik di Kalbar,
bila semua menjalankan dengan bail, maka tidak ada lagi kasus ini,” tuturnya.
(tim liputan).


Editor
: Humas Yarsi Pontianak