STIKes Yarsi Pontianak Kaji Dan Rekomendasikan Tindakan Perawat Yang Alami Kekerasan

STIKes33 Dilihat

Yarsipontianak.com (Pontianak) – Seringnya perawat yang alami kekerasan baik dari pasien maupun keluarga pasien seperti yang baru-baru terjadi di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan dan di tempat-tempat Pelayanan Kesehatan lainya.

Hal ini tentu menjadi keprihatinan semua pihak termasuk menjadi keprihatinan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Yarsi Pontianak, hal inilah kemudian mendorong untuk melakukan kajian melalui Talkshow yang dilaksanakan secara Virtual dengan menghadirkan berbagai elemen, diantaranya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kalimantan Barat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Akademisi Perguruan Tinggi Kesehatan, Perwakilan Organisasi Perawat Se-Kalimantan Barat, Civitas Akademika STIKes Pontianak, Alumni STIKes Yarsi Pontianak serta mahasiswa-mahasiswi STIKes Pontianak.

Dalam Talkshow tersebut terungkap banyaknya kasus kekerasan terhadap perawat yang terungkap maupun yang tidak terungkap dan kekerasan itu berupa Verbal dan Non Verbal.

Menurut Salah satu Dosen di STIKes Yarsi Pontianak, Dr Ns Wahyu Kirana, M.Kep, Sp. Jiwa kekerasan terhadap Perawat itu biasanya terjadi karena secara Psikologi Pasien yang datang Ke Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan lain tentu datang dengan berbagaimacam masalah, sehingga sangat rentan ketersingungan dan gampang emosi.

“Beda seseorang yang datang ke Hotel misalkan dengan orang datangke Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainya,kalau ke Hotel biasanya dengan perasaan senang, tetapi jika ke Rumah sakit pasti dengan berbagai perasaan, oleh karena itu perawat juga harus bisa memahami itu,” ujar Kirana.

Oleh karena itu Dr Ns Wahyu Kirana berharap Seorang Perawat harus bisa memahami hal tersebut, namun jika hal tersebut terjadi tentu Perawat tersebut harus melakukan Komunikasi dan koordinasi dengan Pihak Rumah sakit dan Organisasi PPNI sehingga tidak menjadi polemik.

Sementara Itu Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, H Marijan, S.Pd M.Kes mengatakan kekerasan terhadap Tenaga Keperawatan yang terjadi akhir-akhir ini memang suatu yang memprihatinkan semua pihak, meurutnya hal itu bisa di minimalisirkan dengan saling memahami antara Perawat dan Pasien serta keluarganya.

“Untuk itulah di Kabupaten Kubu Raya secara rutin kita selalu lakukan evaluasi serta penguatan terhadap tenaga kesehatan termasuk perawat, hal ini untuk memberikan pemahaman tugas dan fungsi masing-masing,” ujar H Marijan yang juga Ketua PPNI Kab Kubu Raya ini.

Sebagai Ketua PPNI Kab Kubu Raya Ia juga berharap kejadian seperti di RS Siloam tidak terjadi di wilayahnya, namun jika terjadi tentu harus diperlakukan secara professional.

Sementara itu, Sekretaris PPNI Kalbar, Ns H Juliansyah, S.Kep menjelaskan kekerasan terhadap perawat biasanya ada kekerasan Verbal dan Non Verbal, hal ini terjadi terkadang memang karena adanya miskomunikasi baik antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien.

“Memang terkadang terjadinya hanya karena hal sederhana, namun karena adanya miskomunikasi akhirnya berujung kepada kekerasan,” terangnya.

Ia berharap jika terjadi hal tersebut maka perawat diharap untuk melakukan komunikasi yang baik untuk menyelesaikanya.

Namun jika kekerasan itu sudah melampaui batas, misalkan kekerasan fisik tentu pihaknya mendorong untuk melakukan pendampingan hukum di PPNI.

Ia juga berharap perawat bekerja dengan professional, Profesi Perawat adalah profesi layanan tentu tampilan, sambutan terhadap pasien menjadi salah satu faktor yang harus dimiliki oleh perawat.

(Sumber : Humas Yarsi Pontianak).