Anak Muda Di SintangDeklarasi Dewan Pemuda Lintas Etnis |
YARSIPONTIANAK.COM
(SINTANG) – Pemuda dari berbagai etnis di Kabupaten
Sintang sepakat membentuk satu wadah untuk menjaga keharmonisan masyarakat
antar etnis. Wadah yang menghimpun etnis-etnis di Sintang itu dinamai Dewan
Pemuda Lintas Etnis (DPLE).
Dedy
Suripto, salah satu deklarator DPLE yang berasal dari Laskar Komando Ormas DPD
Sebayu menjelaskan bahwa saat ini forum tersebut telah menghimpun sebanyak 10
etnis besar yang ada di Sintang. Ke depan, lanjut dia, pihaknya akan turut
merangkul pemuda-pemuda dari etnis lain untuk bergabung ke DPLE. Ia juga
menambahkan bahwa dalam waktu dekat, DPLE bakal mengadakan kegiatan bersama
untuk mempererat jalinan kekerabatan antar pemuda etnis.
‘Sebelumnya
kami telah melakukan komunikasi dengan ketua-ketua pemuda etnis Sintang. Saat
ini sudah tergabung 10 etnis, yakni Dayak, Melayu, Tionghoa, Jawa, Bugis,
Sunda, Ambon, Batak, Minang, dan Madura. Ke depan, ormas pemuda yang lain akan
kita rangkul dan membuat program bersama pada 28 Oktober nanti berupa kegiatan
festival budaya, dialog kebangsaan, dan kegiatan sosial lainnya. Itu sebagai
langkah awal untuk merekatkan seluruh ormas pemuda etnis yang ada di Sintang
sehingga lebih harmonis,” ujarnya saat dijumpai seusai Deklarasi DPLE di
Pendopo Bupati Sintang pada hari Kamis (21 Juli 2022).
Di tempat
yang sama, Majelis Tinggi DPP DPLE Kalbar Guntur Perdana menyebut Kabupaten
Sintang merupakan daerah pertama yang dibentuk DPLE. Terbentuknya DPLE ini
diharapkan Guntur dapat menginspirasi daerah-daerah lain untuk turut membentuk
forum yang sama.
Setelah
resmi terbentuk, DPLE diharapkan Guntur mampu berperan dalam mewujudkan
masyarakat Sintang yang toleran dan menghargai perbedaan. Guntur juga berharap
agar DPLE dapat menjadi peredam konflik, terutama yang berpotensi merusak
kerukunan antar etnis.
“Sintang
merupakan daerah pertama yang dibentuk wadah DPLE sehingga kami berharap
Sintang ini menjadi contoh untuk daerah lainnya. Organisasi ini adalah mitra
pemerintah daerah dan TNI atau Polri dalam menciptakan dan merawat
keharmonisasian antar etnis. Jadi, ke depannya, segala konflik, keributan
ataupun miskomunikasi antar etnis dapat diredam dan diselesaikan dengan
bijaksana dalam wadah organisasi DPLE sehingga tidak perlu penyelesaian secara
hukum. Terkecuali, konflik yang sangat berat yang aampai adanya korban
meninggal dan itu memang harus melalui proses hukum di kepolisian,”
tuturnya.
Sementara
itu, Bupati Sintang Jarot Winarno dalam sambutannya mengapresiasi pembentukan
Dewan Pemuda Lintas Etnis. Ia pun meyakini anak-anak muda yang tergabung di
DPLE bisa berkontribusi membangun peradaban Sintang melalui keberagaman etnis.
“Saat
ini tidak hanya dua etnis yang ada di Sintang melainkan ada Jawa, Bugis,
Minang, Madura, NTT, Tionghoa, Sunda, Batak dan lainnya yang semuanya adalah
saudara kita sebangsa setanah air dan harus saling menghormati. Untuk merawat
keberagaman etnis tersebut, saat ini telah lahir dan terbentuknya Dewan
Pemuda Lintas Etnis yang sangat saya apresisasi karena mempunyai tujuan yang
cukup baik. Regenerasi bangsa ini terletak di pemudanya. Jika pemudanya peduli
dengan sejarah dan budaya, maka bangsa ini akan maju dn berkembang. Gerakan
pemuda lintas etnis seperti ini harus kita dukung bersama. Harus diarahkan dan
dibimbing dengan baik agar dapat mengambil perannya dalam memajukan Sintang,
Kalbar umumnya,” tandasnya. (tim
liputan).
Editor : Humas
Yarsi Pontianak