BKKBN Kalbar Optimis Kampung KB Sebagai Upaya Percepatan Penurunan Stunting |
YARSIPONTIANAK.COM
(PONTIANAK) – Pelaksana tugas (Plt) Kepala
Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Kalimantan Barat, Ir. Aulia Arfiansyah Arief, M. Si, sangat optimis
dengan keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dalam upaya Percepatan
Penurunan Stunting.
Hal tersebut
disampaikanya pada kegiatan fasilitas pemanfaatan dan intergrasi data di
Kampung Keluarga Berencana (KB), Pemberdayaan Masyarakat melalui DASHAT dan
Pengembangan Pengelolaan Kampun KB Percontohan tingkat Provinsi Kalbar Tahun 2022.
“Kita
sangat optimis dengan Kampung KB dalam penurunan stunting, karena Kampung KB
ini salah satu nya kita meningkatkan kualitas masyarakat setempat, dan ada 13
kementerian yang termasuk dalam Kampung KB ini,” ungkapnya.
Aulia
mencontohkan dari 13 kementerian ini memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing, misalnya Kementerian PUPR memperbaiki masalah sanitasi, serta
kementerian lainnya.
“Stunting ini akibat terbesarnya dari
lingkungan yang buruk, mulai sanitasi nya, kebersihannya, jadi saya sangat
optimis dengan keberadaan Kampung KB ini, maka harapan kita stunting akan cepat
turun lah,” ujarnya.
Aulia
kembali menegaskan bahwa saat ini
pemerintah sedang berupaya untuk menurunkan angka stunting dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia (SDM) handal
untuk pembangunan.
“Stunting
menjadi kendala dalam menciptakan SDM yang berkualitas yang diharapkan
kedepannya bisa membawa kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Kaitan hal
itu, kata Aulia, pemerintah daerah berkewajiban memenuhi kecukupan gizi
masyarakat. Seluruh perangkat daerah bersama stakeholder terkait untuk
melakukan inovasi dalam kondisi pandemi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat
bisa tetap terpenuhi dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan.
“BKKBN
menginisiasi program Dapur Sehat Atasi Stunting atau DASHAT, menjadi salah satu
program yang dicanangkan sebagai bentuk
upaya penurunan stunting,” ujarnya.
Aulia
mengungkapkan terdapat tiga kegiatan yang dirancang dengan program DASHAT,
yakni pertama pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi
dengan bahan lokal berupa
pembagian makanan gratis untuk kelompok sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan
anak baduta.
Kedua,
pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal
yang diperuntukan gizi kelompok
sasaran dan masyarakat umum dengan metode penjualan.
Ketiga,
pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan
makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukan bagi masyarakat umum dengan metode penjualan dan penguatan
komunikasi informasi dan edukasi tentang
makanan sehat.
“Intervensi
terhadap pencegahan dan penanganan kasus
stunting harus dilakukan secara sinergitas antara sektor kesehatan dan non
kesehatan,” ujarnya.
Ia
menambahkan pandemi Covid-19 sangat berpotensi meningkatkan angka stunting dan
berpotensi mengancam target menurunkan angka stunting nasional hingga 14 persen
pada tahun 2024.
“Saya
berharap kegiatan yang kita lakukan
sekarang ini tidak sebatas kegiatan
seremonial, namun tujuan, hasil dan manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh
masyarakat secara langsung khususnya masyarakat Kampung Keluarga Berkualitas
(KB),” katanya. (tim liputan).
Editor : Humas
Yarsi Pontianak