Pasca Pandemi Covid-19 Penjualan Listrik Tahunan PLN Naik 6,61 Persen |
YARSIPONTIANAK.COM
(JAKARTA) – Penjualan listrik PT PLN (Persero)
mengalami kenaikan signifikan di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Penjualan kumulatif PLN sampai dengan bulan November 2022 mencapai 250,4
Terawatt Hour (TWh) dimana secara Year on Year (YoY) tumbuh sebesar 6,61
persen.
Hal tersebut
disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Ia mengatakan pemulihan
ekonomi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan listrik di tahun ini. Ia
menjelaskan konsumsi listrik di sektor Rumah Tangga masih mendominasi, meski
dari sisi industri dan bisnis sudah jauh lebih baik dibandingkan masa pandemi
kemarin.
“Ini
menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami PLN tentu siap
mendukung pertumbuhan ekonomi dengan pasokan listrik yang andal sehingga
khususnya sektor Industri dan Bisnis bisa bersaing dan makin tumbuh,” ujar
Darmawan.
Darmawan
merinci, sektor yang berkontribusi paling besar pada konsumsi listrik di tahun
2022 adalah segmen rumah tangga, sebesar 106,23 TWh (42,43 persen). Kemudian
disusul segmen industri sebesar 81,17 TWh (32,42 persen), segmen bisnis
sebesar 43,99 TWh (17,57 persen), segmen
sosial sebesar 9,18 TWh (3,67 persen), dan segmen publik sebesar 7,82 TWh (3,13
persen).
“Perekonomian
yang sudah membaik pada periode pasca pandemi ini berdampak langsung terhadap
pertumbuhan penjualan energi listrik PLN, khususnya pada segmen industri dan
bisnis,” ungkapnya.
Darmawan
memaparkan, untuk segmen rumah tangga, industri dan bisnis masing-masing tumbuh
0,55 persen, 10,55 persen dan 13,8 persen secara YoY. Ditambah kegiatan belajar
mengajar dan ibadah yang mulai dilakukan secara offline, penggunaan listrik
pada segmen sosial juga bertumbuh hingga 16,51 persen YoY.
“Pada
bulan November 2022 saja, kami berhasil membukukan penjualan tenaga listrik
sebesar 22,9 TWh. Jika dibandingkan dengan penjualan bulan November tahun lalu,
ada kenaikan sebesar 2,31 persen,” tambahnya.
Ia
menambahkan, faktor pendorong peningkatan konsumsi listrik tersebut disebabkan
oleh perubahan gaya hidup masyarakat, yang sebelumnya bertumpu pada energi
berbasis BBM ke energi listrik. Di samping itu, PLN juga terus melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan energi listrik dengan menyokong
kegiatan-kegiatan produktif masyarakat.
Salah satu
upaya PLN adalah melalui Program Electrifying Agriculture (EA) yang ditujukan
pada sektor pertanian atau peternakan. Program ini didesain untuk mendorong
penggunaan teknologi guna meningkatkan produktivitas petani atau peternak
melalui pemanfaatan energi listrik.
“Total
penjualan listrik dari EA mengalami pertumbuhan yang signifikan. Per November
2022, pertumbuhan penjualan listrik EA sebesar 4,67 TWh atau mengalami
pertumbuhan penjualan sebesar 20,98 persen jika dibandingkan periode yang sama
tahun lalu,” kata Darmawan.
Sedangkan
untuk tahun 2023, ia menambahkan, PLN telah memproyeksikan penjualan tenaga
listrik secara nasional akan mencapai 283,22 TWh atau bertumbuh sekitar 5,35
persen.
“Pertumbuhan
paling pesat diperkirakan ada di beberapa wilayah di luar Pulau Jawa seperti
Maluku, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Timur. Ambil contoh Maluku yang
diproyeksikan konsumsi listriknya akan tumbuh hingga 26,61 persen di tahun
2023,” tutupnya. (tim liputan).
Editor : Humas
Yarsi Pontianak