Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Syafaruddin DaEng Usman |
YARSIPONTIANAK.COM
(PONTIANAK) – Pemilu dan partisipasi bagai
dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam demokrasi. Partisipasi
pemilih yang tinggi menjadi kunci serta tolok ukur pemilu berjalan sukses atau
tidak.
Hal tersebut
disampaikan Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Kalimantan Barat yang juga Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)
RI, Syafaruddin DaEng Usman, Ia menegaskan bahwa tanpa partisipasi bukan
demokrasi.
“Karena
demokrasi identik dengan partisipasi”, ungkapnya.
“Demokrasi
tanpa partisipasi, itu bukan demokrasi namanya. Demokrasi itu identik dengan partisipasi,”
tutur Syafaruddin.
Partisipasi
tersebut bukan sekedar menggunakan hak pilih semata. Tetapi juga dengan ikut
mengawasi atau mengingatkan manakala proses serta penyelenggara Pemilu dinilai
melanggar aturan dan etika.
“Tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengawasan ini sebenarnya menunjukan semakin
tinggi kualitas demokrasi,” lanjutnya.
Angka
partisipasi yang tinggi, menurut Syafaruddin, juga sebagai legitimasi terhadap
pemerintah yang dihasilkan dari Pemilu. “Sebaliknya, partisipasi lemah
menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah”, tambahnya.
“Kepercayaan
masyarakat yang lemah adalah dampak dari tingkat partisipasi masyarakat rendah.
Sekali lagi, partipasi ini ada kunci sekaligus tolok ukur sukses atau tidaknya
demokrasi maupun pemilu,” pungkasnya. [tim liputan*].
Editor : Humas
Yarsi Pontianak