Penderita Diabetes Tinggi Pencegahan Di Puskesmas Harus Dioptimalkan

Penderita Diabetes Tinggi Pencegahan Di Puskesmas Harus Dioptimalkan

YARSIPONTIANAK.COM (JAKARTA)Menteri Kesehatan (Menkes)
RI,
Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh puskesmas di Kabupaten Tojo
Una-Una, Sulawesi Tengah, agar memaksimalkan perannya dalam melakukan
pencegahan diabetes sejak dini. Hal ini lantaran angka penderita diabetes di
wilayah itu cukup tinggi.

 

Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, jumlah penderita diabetes pada 2023 mencapai
9.775 orang dan hingga kini baru sekitar 4.248 orang yang ditangani. Artinya,
banyak penderita diabetes yang belum tertangani dan dikhawatirkan kondisinya terus
memburuk.

 

Menkes Budi menyebut
salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan layanan
pemeriksaan gula darah menggunakan alat hematoanalyzer yang saat ini telah
tersedia di puskesmas. Tes ini sangat penting untuk memonitor kadar gula darah.
Sehingga, apabila hasil tes kadar gula darah tinggi dapat menjadi indikasi
seseorang terkena diabetes.

 

“Diabetes itu
dicegahnya harus di puskesmas, jadi dicek darahnya, kalau sudah di atas 200,
dikasih obat, obatnya gratis,” kata Menkes Budi saat meninjau layanan kesehatan
di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah
pada hari Sabtu (6 Januari 2024).

 

Menkes menilai, cara
ini lebih efektif dan efisien dibandingkan penanganan di rumah sakit. Selain
bisa mengatasi diabetes sejak dini dengan biaya yang relatif murah, langkah ini
juga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.

 

“Kalau ini jalan, tidak
perlu dikirim ke sini (RSUD). Jadi, rumah sakit nggak penuh. Apa yang bisa
ditangani di puskesmas, sebaiknya dilakukan di sana. Itu lebih murah,” imbuhnya.

 

Sekretaris Daerah
Kabupaten Tojo Una-Una Souvianur Kure mengatakan bahwa pemeriksaan gula darah
sebenarnya telah dilakukan di hampir semua puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una.
Namun memang, saat ini tes gula darah, khususnya pemeriksaan HbA1c atau
hemoglobin terglikasi, belum tersedia di wilayahnya.

 

“Mulai tahun ini kami
anggarkan,” katanya.

 

Direktur RSUD Ampana
Niko mengungkapkan bahwa tingginya angka diabetes ditambah belum adanya
pemeriksaan HbA1c di Kabupaten Tojo Una-Una telah menyebabkan pasien yang
dirawat di RSUD Ampana sangat banyak, hingga mendominasi ruang rawat inap.

 

“Di sini, paling banyak
yang dirawat diabetes. Kalau untuk rawat jalan, paling banyak masalah lambung,”
ungkapnya.

 

Karenanya, ia menyambut
baik langkah Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dalam
mengatasi penyakit degeneratif, khususnya diabetes. Melalui kolaborasi hebat
ini, ia berharap layanan kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una bisa melayani
masyarakat dengan lebih baik.

(Sumber : Humas Kemnekes RI).

 

Editor
: Humas Yarsi Pontianak