Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin |
YARSIPONTIANAK.COM (JAKARTA) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendorong pengelola gizi dan
KIA di provinsi, kabupaten, kota dan Puskesmas, serta mitra untuk memanfaatkan
pangan lokal bergizi sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil
dan Balita.
Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal merupakan salah satu kegiatan yang telah
diamanatkan dalam peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan
penurunan stunting, khususnya mendukung pencapaian indikator ibu hamil kurang
energi kronik (KEK) dan Balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi.
Hal
tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes
RI), Budi
Gunadi Sadikin pada Launching Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan
Lokal, di Jakarta pada hari Rabu (17 Mei 2023).
Menkes RI Budi mengatakan berdasarkan Survei
Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 angka prevalensi stunting turun menjadi 21,6 persen dari yang sebelumnya 24,4 persen dan
angka wasting naik jadi 7,7 persen dari
7,1 persen.
Menteri Kesehatan RI
Budi Gunadi Sadikin mengatakan ketika anak mengalami berat badan tidak naik
atau turun dan gizi kurang selama 1 bulan harus segera ke Puskesmas untuk
mendapatkan intervensi stunting.
“Intervensinya berupa
makanan tambahan dengan bahan lokal. Tidak hanya diberi nasi tapi yang utama
adalah protein hewani bisa telur, ikan, maupun daging,” ujar Menkes Budi.
PMT berbahan pangan
lokal ini juga diberikan kepada ibu hamil. Pasalnya, stunting banyak terjadinya
bukan pada saat bayi lahir, tetapi disebabkan pada saat sebelum ibu hamil dan
pada saat remaja yang mengalami KEK. Intervensi yang diberikan pada saat ibu
remaja adalah tablet tambah darah.
Sementara
itu Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Maria Endang
Sumiwi menjelaskan PMT berbahan pangan lokal merupakan upaya dari titik-titik
krusial dalam rangka mencegah stunting.
Sebelumnya, untuk
memperbaiki gizi masyarakat Kemenkes sudah memberikan tablet tambah darah bagi
remaja putri melalui aksi bergizi mencegah anemia. Selanjutnya pemberian gizi
bagi ibu hamil untuk mencegah kekurangan gizi pada saat kehamilan.
“PMT berbahan pangan
lokal bertujuan untuk memperbaiki status gizi ibu hamil dan Balita. Diharapkan
dari PMT ini terjadi penambahan berat badan ibu hamil yang sesuai dengan usia
kehamilannya, perbaikan status gizi pada Balita gizi kurang, dan kenaikan berat
badan pada Balita dengan berat badan kurang,” ungkap Dirjen Maria.
Dalam pelaksanaanya,
PMT berbahan pangan lokal dilakukan berdasarkan petunjuk teknis (Juknis) yang
diluncurkan, Pada Juknis tersebut
Balita yang berat badannya tidak naik atau mengalami penurunan dalam kurun
waktu satu bulan, akan dilakukan intervensi dengan PMT berbahan pangan lokal.
Adanya Juknis PMT
berbahan pangan lokal ini bermula pada 2022 Kemenkes melakukan uji coba PMT di
31 kabupaten atau kota, di mana 16 di
antaranya adalah PMT dengan bahan pangan lokal dari rekomendasi kelompok kerja
ahli gizi.
“Kami telah mendapatkan
rekomendasi berapa lama pemberian makanan tambahan berbahan makanan lokal ini
diberikan. Rekomendasi inilah yang mendasari petunjuk teknis yang kita
launching pada hari ini,” ucap Dirjen Maria.
Tahun ini, lanjutnya,
pemerintah daerah sudah melaksanakan kegiatan PMT berupa pangan lokal melalui
berbagai skema diantaranya melalui dana alokasi khusus oleh Puskesmas.
Di kesempatan yang
sama, Kemenkes juga mengenalkan website https://link.kemkes.go.id/1000hpkkehamilan.
Website ini hadir
sebagai tempat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan
yang akhirnya menumbuhkan sikap dan memotivasi ibu hamil, ibu bayi dan Balita
untuk dapat menyiapkan makanan yang mengandung tinggi protein dan berbahan
pangan lokal sesuai dengan kebutuhan gizinya.
Dalam website tersebut,
terdapat panduan mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan yg bergizi tinggi
protein untuk ibu hamil, bayi dan balita.
Selain itu, Kemenkes
juga mengenalkan layanan baru berupa Chatbot Ayosehat, sebuah kanal informasi
edukasi kesehatan resmi Kementerian kesehatan yang dapat diakses melalui
aplikasi Whatsapp. Chatbot ini merupakan hasil kerja sama digitalisasi UNICEF
dan Meta Indonesia.
Dalam chat bot
tersebut, masyarakat dapat mengakses informasi edukasi tentang gizi di usia
kehamilan, bayi dan balita.
Kedua platform baru ini
diharapkan dapat dapat menjadi saluran komunikasi dan edukasi imunisasi yang
dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat melalui telepon genggam yang dipakai
sehari-hari. (Sumber : Biro Humas Kemnkes RI).
Editor
: Humas Yarsi Pontianak