Dr Pabali Musa Terpilih Lagi Menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar

Dr Pabali Musa Terpilih Lagi Menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalbar

YARSIPONTIANAK.COM (PONTIANAK) – Dr Pabali
Musa terpilih kembali menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) masa
bakti 2022-2027 setelah melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) yang diikuti 13
Pimpinan Muhammadiyah Kalimantan Barat pada 4-5 Pebruari 2023.

Dalam pengantarnya Dr Pabali Musa mengatakan Muhammadiyah
Kalimantan Barat menegaskan komitmennya untuk menjaga kedekatan yang sama
dengan semua partai politik (parpol), khususnya pada pelaksanaan Pemilu 2024
mendatang.

Sikap tersebut disampaikan oleh Ketua
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalbar periode 2022-2027, Dr. Pabali Musa,
setelah penutupan Musywil ke-15 Muhammadiyah Kalbar di Aula Universitas
Muhammadiyah Pontianak pada hari Minggu (5 Februari 2023).

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)
Kalbar periode 2022-2027, Dr. Pabali Musa mengatakan, Muhammadiyah tetap
mengutamakan pemilu yang berkualitas.

“Jadi sesuai dengan norma dan kaidah di
Muhammadiyah, serta mengutamakan pemilu yang demokratis sehingga dengan
demikian hasilnya juga akan berkualitas,” katanya.

Menurutnya Muhammadiyah akan netral, namun
tetap mengawal Pemilu 2024 berjalan secara demokratis dan berkualitas.

“Istilahnya netralitas yang tetap aktif, jadi
kita menganjurkan kader Muhammadiyah untuk tetap aktif demi mewujudkan pemilu
yang berkualitas serta mensukseskan Pemilu 2024,” kata Pabali.

Sesuai dengan amanat Muktamar Muhammadiyah di
Solo tahun lalu, kata Pabali, Muhammadiyah akan punya jarak yang sama dengan
semua partai politik.

“Muhammadiyah tetap berkomitmen menjaga
kedekatan yang sama ke semua komponen partai politik sesuai amanat muktamar di
Solo lalu. Serta berkontribusi baik dengan keilmuan dan kemodernan yang menjadi
idiom Muhammadiyah,” ujar dosen FISIP Untan ini.

Pabali Musa dan Ahmad Zaini kembali terpilih
sebagai Ketua dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan
Barat periode 2022-2027. Keduanya adalah juga ketua dan sekretaris 2015-2022.

Terpilihnya Pabali Musa dan Ahmad Zaini
merupakan hasil musyawarah dari 13 orang Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)
Kalbar periode 2022-2027 yang terpilih dalam pemilihan di Aula Universitas
Muhammadiyah Pontianak.

 

Meski meraih suara terbanyak, Pabali Musa
tidak otomatis menjadi ketua. Penentuan ketua dilakukan setelah 13 pimpinan
tersebut bermusyawarah pada Sabtu malam. Hasil musyawarah tersebut kemudian
diumumkan dalam agenda Sidang Pleno VIII Musywil ke-15 Muhammadiyah Kalbar di
Aula Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Setelah diumumkan, Pabali Musa kemudian
mengenalkan lima wajah baru dalam jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)
Kalbar 2022-2027.

Kelima pimpinan tersebut adalah Uray M. Amin,
Ishak Jumarang, Slamet Rianto, Muhammad Yusuf, dan Helman Fachri.

Pabali juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pimpinan lama yang tidak lagi masuk jajaran PWM Kalbar 2022-2027. Mereka
adalah Untad Dharmawan, Hamzen Bunsu, Azron Muflihin (almarhum), A.R. Muzammil,
Nursyam Ibrahim, dan Abdussamad.

Dalam sambutannya, Pabali Musa mengatakan ada
tiga hal yang menjadi perhatian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)  Kalbar untuk lima tahun ke depan. Hal itu
merupakan suara yang muncul dari anggota maupun peserta musywil.

Pertama, Pabali berpesan kepada PDM-PDM
se-Kalimantan Barat untuk segera mempersiapkan pelaksanaan musyawarah daerah
(musyda) di daerahnya masing-masing.

Ia mengatakan, di level PWM program-progam
yang dibuat hanyalah semacam induknya.

“Kalau kami di wilayah membuat induknya,
nanti di PDM lah di-breakdown program-programnya. Sehingga program kerja induk
menjadi lebih aplikatif,” katanya.

Kedua adalah terkait kebutuhan perkaderan di
lingkungan Muhammadiyah. Ketiga adalah penyiapan mubalig yang menjadi harapan
PDM-PDM di Kalimantan Barat. Ia berharap setidaknya setiap tahun tiap PDM
menyelenggarakan pelatihan mubalig.

Pabali pun berharap kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di lingkungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalbar itu
bersifat bottom up, artinya berasal dari inisiatif PDM, ortom, dan lain sebagainya.

“Kalau bersifat bottop up akan lebih kuat
gregetnya. Kita tinggal menyesuaikan ketenagaan dan waktunya,” jelas Pabali.
(tim liputan).

Editor : Humas Yarsi Pontianak