Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose |
YARSIPONTIANAK.COM
(MANADO) – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI
menggelar kegiatan Forum Dialog Remaja untuk Paskibraka, Nyong dan Noni se
Sulawesi Utara, dengan tema “Semangat Pemuda Bersatu Menuju Indonesia
Bersinar (Bersih Narkoba” di Novotel Manado Sumatera Utara.
Dalam
laporannya, Direktur Advokasi BNN, Drs. Jafriedi, M.M., selaku Ketua Pelaksana
mengatakan kegiatan tersebut dihadiri oleh 500 peserta yang berasal dari
Paskibraka, Nyong dan Noni, Forkopimda, BNNP dan BNNK Sulawesi Utara.
“Adapun
tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman, sekaligus
meningkatkan peran aktif purna paskibraka agar berperan aktif dalam pencegahan,
penyalahgunaan narkoba”, jelasnya.
Acara
dilanjutkan dengan sosialisasi bahaya narkoba oleh Kepala BNN RI, Dr. Petrus
Reinhard Golose yang diawali dengan pertanyaan kepada purna paskibraka kapan
dirinya menjadi seorang paskiraka.
“Saya
yakin kedepan diantara purna paskibraka akan ada pejabat bintang tiga. Saya
juga dulu dimotivasi sehingga saya bisa seperti ini menjadi Kepala BNN
RI”, tambahnya saat memotivasi para peserta agar berprestasi dengan cara
menjauhi narkoba.
Kepala BNN
juga menyampaikan biografi singkatnya beserta pengalaman dan keberhasilan yang
telah dicapainya sehingga banyak ditugaskan di luar negeri oleh negara.
“Saya
lulusan AKPOL yang tidak pernah ditugaskan di Sulawesi Utara. Untuk itu saat
menjabat Kepala BNN, saya menggelar kegiatan di Sulut untuk memotivasi para generasi
muda”, imbuhnya.
Lebih
lanjut, Kepala BNN menjelaskan, daya rusak narkoba sangat besar bukan hanya
untuk diri sendiri melainkan keluarga dan masa depan.
“Narkoba
lebih berbahaya dari terorisme. Aparat terjerat, polisi, tentara, bahkan jaksa.
Narkoba dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk kerusakan fungsi otak,
HIV, bahkan disfungsi seksual juga bisa menyebabkan gangguan mental seperti
skizofrenia” tegasnya.
Ia
menambahkan, potensi pasar narkoba sangat besar dengan jaringan yang begitu
luas membuat banyak ditemukannya beberapa narkoba jenis baru.
“Jaringan
internasional sangat besar, yang patut diwaspadai. Jangan sampai menjaring para
generasi muda”, tambahnya.
Dukungan
modal oleh para bandar untuk pemasaran barang haram ini sangat luas, baik lewat
jalur darat, laut dan udara. Diibaratkan seperti perdagangan senjata secara
ilegal, imbuhnya.
Apalagi
menurutnya Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas sehingga berpotensi
masuk lewat jalur laut. Bahkan mereka (bandar) juga telah beradaptasi dengan
berbagai perkembangan teknologi untuk berdagang narkoba.
“Untuk
teknologi mereka menggunakan dark web” jelasnya.
Dirinya juga
menolak mentah-mentah jika ganja dilegalkan untuk digunakan dan dipasarkan
dengan berbagai alasan termasuk untuk kebutuhan medis, sebab pajaknya belum
tentu menguntungkan dan belum lagi dampak ketergantungan.
“Saya
ingin generasi muda berkembang dengan berprestasi, untuk itu saya
menolak”, tegasnya.
Ia juga
berterima kasih atas dukungan kepada BNN dalam pemberantasan narkoba yang
diberikan selama ini.
Pada
kesempatan tersebut bagi peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari Kepala
BNN RI diberikan hadiah menarik berupa sepeda, jaket dan lain sebagainya. (tim liputan).
Editor : Humas
Yarsi Pontianak