Bank Indonesia Sebut Realisasi Inflasi Di Kalbar Melegakan

Bank Indonesia Sebut Realisasi Inflasi Di Kalbar Melegakan

YARSIPONTIANAK.COM
(PONTIANAK)
– Deputi Kepala Perwakilan Bank
Indonesia (BI) Kalbar, Kiptiah Riyanti, mengungkapkan, inflasi Kalbar di bulan
Oktober 2022 sebesar 0,07 persen (mtm) atau 6,00 persen (yoy). Realisasi ini
bisa dikatakan cukup melegakan dibanding inflasi September lalu yang sebesar
1,57 persen (mtm) dampak penyesuaian harga BBM.

 

Hal tersebut
disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalbar, Kiptiah
Riyanti saat membacakan laporan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI)
pada hari Rabu (30 November 2022).

 

“Namun
demikian, kita perlu tetap waspada mengingat secara tahunan, inflasi kita lebih
tinggi dari nasional, terutama untuk inflasi administered price,” ucapnya.

 

Adapun
beberapa komoditas yang sering memberikan andil inflasi tinggi di tahun ini
yaitu bensin, sawi hijau, tarif angkutan udara, daging ayam dan cabai.

 

Kipti
mengatakan, untuk inflasi Kalbar pada Tw IV diperkirakan lebih rendah dari Tw
III, meskipun masih di atas rentang target inflasi nasional. Namun demikian
inflasi baik nasional maupun Kalimantan Barat diperkirakan akan kembali ke
level target inflasi 3±1 persen pada paruh pertama 2023.

 

“Perkiraan
inflasi Tw IV terutama didorong oleh tekanan pada inflasi administered price
dan inflasi inti. Sumber potensi inflasi AP terutama tarif angkutan udara dan
bahan bakar rumah tangga. Sementara peningkatan inflasi inti sejalan dengan
peningkatan konsumsi akibat mobilitas yang meningkat dan second round effect
penyesuaian harga BBM,” ungkapnya.

 

Inflasi
Volatile Foods diperkirakan lebih terkendali, ditopang oleh berbagai support
fiskal termasuk berbagai program pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID
provinsi dan kabupaten atau kota.

 

Kipti
menyatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara proaktif terus
bersinergi melakukan langkah-langkah pengendalian inflasi, antara lain melalui
implementasi operasi pasar dan bansos secara intensif dengan menggunakan dana
DTU 2 persen dan Dana Insentif Daerah (DID).

 

Upaya
pengendalian inflasi lain yang telah dilaksanakan yaitu pemberian bantuan bibit
cabai dan bawang merah, sosialisasi gerakan menanam komoditas pangan di
pekarangan rumah, dan pemantauan harga dan ketersedian bahan pangan pokok
secara rutin.

 

“BI Kalbar
bersinergi dengan TPID juga telah meluncurkan Program Gerakan Nasional
Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada 19 September 2022 sebagai bentuk
komitmen bersama BI dan TPIP-TPID untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi dari
sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan,” tukasnya.
(tim liputan).

 

Editor : Humas
Yarsi Pontianak