Menu Khas Pontianak Menjadi Sajian Dinner Delegasi BIMP-EAGA |
YARSIPONTIANAK.COM
(PONTIANAK) – Menu Makanan Khas Kota Pontianak menjadi sajian
penyambutan para delegasi yang tiba di Kota Pontianak untuk menghadiri 25th
Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area
(BIMP-EAGA) Ministerial Meeting.
Sebagai Tuan
Rumah Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menjamu makan malam (welcome
dinner) para tamu di Gedung Pontianak Convention Center (PCC), Kamis (24/11/2022)
malam.
Jamuan makan
malam yang disajikan bagi para tamu dari empat negara yang tergabung dalam
BIMP-EAGA ini, terdiri dari menu-menu khas Kota Pontianak seperti masakan ikan
kakap asam pedas, ikan kakap rujak, capcay dan lainnya.
Edi
mengungkapkan, sebuah kehormatan bagi Kota Pontianak dan masyarakatnya dapat
menjamu makan malam bagi para tamu negara. Terlebih pandemi Covid-19 telah
mengingatkan semua betapa berharganya kesempatan untuk dapat makan bersama,
berbincang secara langsung satu sama lain.
“Kami
bersyukur bisa duduk bersama dan menikmati makan malam kali ini dengan tamu
undangan sekalian secara tatap muka, atas nama pemerintah dan masyarakat Kota
Pontianak, saya ucapkan selamat datang di Kota Khatulistiwa, Pontianak,”
ujarnya dalam pidato berbahasa Inggris.
Kepada para
tamu, ia memaparkan kondisi geografis Kota Pontianak dan kehidupan
masyarakatnya. Sungai Kapuas menjadi sebuah kebanggaan bagi ibukota Provinsi
Kalimantan Barat ini yang menawarkan kehidupan sungai yang menarik dan unik
untuk dapat dinikmati sebagai tujuan rekreasi para pengunjung. Para tamu
dipersilakannya untuk menghabiskan waktu luang setelah rapat pertemuan usai
untuk mengeksplor dan menikmati suasana Kota Pontianak.
“Anda
dapat berjalan di promenade, menyusuri sungai dengan kapal wisata melihat
kehidupan masyarakat tepian sungai, mempelajari sejarah Pontianak di Kesultanan
Kadriyah dan Masjid Agung Jami serta menikmati masakan khas kota ini,”
ungkap Edi.
Sebagai
ibukota Provinsi Kalbar, Kota Pontianak memiliki peran strategis sebagai
jembatan penghubung tidak hanya antar kota di Kalbar dan Indonesia, tapi juga
dengan negara tetangga, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam.
Berkaitan
dengan tema pertemuan BIMP-EAGA tahun ini, yakni ‘Mendukung Daya Saing dan
Ketahanan Iklim’, menurutnya tema itu sejalan dengan visi Kota Pontianak untuk
mewujudkan kota yang ramah lingkungan, cerdas dan bermartabat dengan masyarakat
yang makmur, kreatif dan memiliki daya saing. Semangat itu diimplementasikan
melalui upaya meningkatkan daya saing serta menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Dengan
semakin meningkatnya risiko terkait iklim, maka penting bagi kita untuk semakin
memperkuat kerjasama meningkatkan adaptasi dan mitigasi risiko iklim sekaligus
meningkatkan resiliensi,” ucapnya.
Edi menilai,
perubahan iklim meningkatkan kerentanan di Kota Pontianak. Cuaca yang semakin
ekstrim menyebabkan kota ini menjadi rentan terhadap banjir di musim hujan, dan
rentan terhadap kebakaran lahan di musim kemarau. Dengan kondisi demikian,
pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan tata kelola
lingkungan serta terus meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.
“Saya
percaya, melalui pertemuan bergengsi ini, kita semua dapat belajar dari satu
sama lain, di bawah satu kesatuan BIMP-EAGA untuk mewujudkan pembangunan yang
baik bagi bumi dan manusia,” pungkasnya.
Sebagaimana
diketahui, pejabat setingkat menteri yang diundang dari empat negara antara
lain dari Indonesia yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto. Dari Brunei Darussalam ada Minister at the Prime Minister’s Office
and Minister of Finance and Economy II Ministry of Finance and Economy Dato
Seri Setia Dr Awang Haji Mohd Amin Liew Bin Abdullah.
Kemudian
dari Malaysia Minister in the Prime Minister Department (Economic) Prime
Minister’s Department Dato’ Sri Mustapa Bin Mohamed. Selanjutnya dari Filipina
ada Chairman Mindanao Development Authority Sec Maria Belen S Acosta.
Kerja sama
ekonomi sub-regional BIMP-EAGA yang didirikan 1994 melibatkan empat negara anggota
yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina. Kerja sama tersebut
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
di daerah yang berdekatan secara geografis. (tim liputan).
Editor : Humas
Yarsi Pontianak